Minggu, 10 Mei 2015

Materi Bekam Dasar



Achmat Surohman, Amd
Email: griyaherbaljhs@gmail.com

MATERI AL-HIJAMAH DASAR

“Sungguh mulia Anda, jika di beri kesehatan bersyukur dan jika di beri penyakit bersabar, kedua-duanya ada ganjaran syurga”

Rasulullah Adalah Sang Dokter Terbaik
Uswatun Hasanah (Termasuk Aspek Kesehatan), Manusia Paling Sehat, Dalam Hidupnya Hanya 2 kali sakit, Tidak Pernah Konsumsi Obat Sintetik, Terapi Bekam Yang Luar Biasa

LANDASAN BERBEKAM

“Kesembuhan itu ada dalam tiga perkara yaitu meminum madu, sayatan dengan pisau bekam dan sundutan dengan besi yang dipanaskan (Al-Kay). Dan aku melarang umatku dari Al-Kay”
(Sahih Bukhari dari said bin Jubair r.a, dari Ibnu ‘Abbas r.a dari Nabi S.A.W)

“Jika pada obat yang kalian pergunakan itu terdapat suatu kebaikan, maka itu adalah berbekam”
(Hadith Riwayat Abu Dawud No. 3857 dan Ibnu Majah No. 3476)

DEFINISI AL-HIJAMAH (BEKAM)

Terapi pengeluaran racun / toksin dalam tubuh melalui permukaan kulit (epidermis) dengan cara di sayat lalu dihisap / disedot menggunakan alat, sehingga darah dan segala sesuatu yang berada dibawah kulit (sampah dalam eritrosit akan ikut tersedot)

MANFAAT BERBEKAM


  1. Menambah daya tahan tubuh
  2. Menambah kemampuan berfikir
  3.  Meringankan otot yang kaku
  4. Menajamkan Penglihatan
  5. Mengeluarkan darah yang kotor

WAKTU DAN TEMPAT TERBAIK DALAM AL HIJAMAH


  • Waktu paling baik untuk berbekam adalah sekitar pukul 14.00 s.d. 15.00 (dalam kitab Ibnu Sina) karena waktu itu saluran darah mengembang sehingga toksin mudah dikeluarkan.
  • Hari terbaik untuk berbekam adalah 17. 19 dan 21 bulan Hijriah. (HR Abu Hurairah RA)
  • Apabila membutuhkan penanganan segera, hangatkan/uapkan pasien selama setengah jam kemudian istirahatkan 15 menit baru terapi bekam.
  • Lakukan bekam di ruangan hangat untuk menghindari masuknya angin melalui pori – pori dan dilarang mandi sampai 3 jam selepas berbekam.


PERLENGKAPAN BEKAM

  • Cup / Kop dan Pump
  • Lanching Device dan Lanchet / silet bedah
  • Baju Operasi / Lab
  •  Masker / Penutup mulut
  •  Sarung Tangan
  • Air Hangat / Kopi radix untuk pasien / air madu
  • Antiseptic / Alkohol 70%
  • Tisue / kasa steril
  • Minyak Burung Butbut
  • Tempat Sampah / Kantung Plastik

STANDAR OPERASIONAL BEKAM (dalam perspektif medis)


  • Pastikan pasien sudah anda wawancarai sebelumnya dan sudah mengisi Informed Consent (persetujuan tindakan medis)
  • Sebelum dilakukan pembekaman,jangan lupa untuk mengecek tekanan darah pasien (tabel tekanan darah)
  • Persiapkan peralatan yang akan digunakan
  • Pasien yang baru datang dari bepergian atau selesai kerja berat, lakukanlah bekam setelah tubuh pasien rileks. Oleh karena itu pasien di istirahatkan dulu
  • Kulit tempat dimana akan di bekam haruslah bersih dari segala kotoran dan rambut. Bersihkan dan cukur terlebih dahulu
  • Karena bekam sesungguhnya adalah tindakan medis/bedah maka gunakan standar prosedur bedah untuk melakukannya
  • Gunakan masker dan sarung tangan terlebih dahulu sebelum anda melakukan pembekaman
  • Jangan membekam pada beberapa titik sekaligus,mulai dengan satu titik bekam terlebih dahulu 


LARANGAN MELAKUKAN AL-HIJAMAH

  • Alergi kulit serius, ulserasi dan edema
  • Hemofilia, Leukemia, Malignan Enemia, Diabetis Melitus Type III/ disertai Gangren
  • Tumor kulit lokal, retak tulang traumatis, jaringan luka, limfoid, darah rendah/Anemia
  •  Lima organ indra, genitalia eksternal, anus
  • Kegugupan, gangguan syaraf
  • Gagal ginjal/Hemodialisa, gangguan jantung sedang dan serius, gagal jantung, gangguan pernafasan
  • Di bawah usia tiga tahun
  •  Alkoholik, kekenyangan, terlalu letih, terlalu lapar, setelah latihan aktif dan kelemahan & kecapaian.
  • Demam tinggi, koma, konvulsi dan pasien dalam kondisi kritis

TITIK BEKAM

  1. ‘Ala Ro`sun (puncak kepala)
  2. Al Akhdain (Vena Jugularis/Dua Urat Leher)
  3. Al Kaahil (tengah antara 2 pundak/Tengkuk) 
  4.  Al Katifain (pundak/bahu) 
  5.  Daerah Belikat 
  6.  ‘Ala Warik (di bawah ruas tulang iga) 
  7.   ‘Ala Dzohril Qadami (Kaki Sebelah Atas Betis)



 












































































































































KESIMPULAN

      Al hijamah/Bekam adalah pengobatan Islam yang Rasulullah SAW amalkan sehingga menjadi Sunnah Rasul. Orang Cina dan Eropa berdasarkan sejarah dunia adalah orang – orang yang pertama mengamalkan dan mengutamakan teknik pengobatan al hijamah. Mengapa pula kita orang Islam yang sepatutnya mewarisi perobatan ini tidak mencoba memperkenalkan pengobatan al hijamah sebagai pengobatan pelengkap disamping menggunakan herba.
      Marilah kita kembali menghidupkan sunnah Rasul, sebagaimana beliau bersabda. “ Barang siapa yang menghidupkan Sunnahku, sesungguhnya dia mencintaiku, barang siapa mencintaiku, sesungguhnya dia bersamaku di dalam surga.” (HR Abu Daud )

PARADIGMA ILMU KESEHATAN ISLAM

Imam Asy-Syafi’i :
Saya tidak mengetahui suatu ilmu setelah ilmu tentang halal dan haram (ilmu agama) yang lebih penting dari pada ilmu kesehatan.
Namun sangat disayangkan keteledoran umat Islam terhadap ilmu kesehatan. Mereka mengabaikan sepertiga ilmu dan menyerahkannya kepada orang-orang Yahudi dan Nasrani.


KEAJAIBAN THIBBUN NABAWI

“Ada kilatan indah dari cahaya kenabian dalam resep-resep pengobatan NABAWI. Ketika penyakit sulit diobati, saat para pakar pengobatan modern   maupun  klasik   kebingungan, maka   mereka mengarahkan pandangan mereka kepada pengobatan yang berdasarkan wahyu, yaitu dari sabda “SANG PENUTUP PARA NABI”.
-Aiman bin ‘Abdul Fattah-
Dalam buku “KEAJAIBAN THIBBUN NABAWI”


“AT-THIBBUN NABAWI adalah fakta.
Ia berasal dari pelita kenabian, yaitu dari wahyu
yang diberikan kepada Nabi Muhammad SAW  yang tidak pernah berbicara berdasarkan nafsu. Karena itu, tidak ada yang menolaknya selain manusia yang cacat imannya  dan rusak fitrahnya”.
-Dr. Syaikh Muhammad bin ‘Abdul Mun’im-
Dalam buku “KEAJAIBAN THIBBUN NABAWI”

Dan tidaklah pantas bagi laki-laki maupun perempuan yang mukmin apabila Allah dan Rasul NYA telah menetapkan suatu ketetapan akan ada pilihan yang lain bagi mereka tentang urusan mereka. Dan barang siapa mendurhakai Allah dan Rasul-NYA, maka sungguh dia telah tersesat dengan kesesatan yang nyata”.
(QS. Al-Ahzab : 36)

Dikutip dari Diktat KHT (Kuliah Herba Thibunnabawi) HPAI dan berbagai sumber